IBU....


Ribuan kilo jarak yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah …. (Iwan Fals).

Ketika Tuhan menciptakan wanita, Dia lembur di hari keenam. Malaikat bertanya : “kenapa begitu lama Tuhan?”. Tuhan menjawab : “Sudahkah engkau lihat semua detail yang Saya buat untuk menciptakan mereka?. Dua tangan ini harus dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan.., dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini.”

Malaikat itu takjub. “Hanya dengan dua tangan?.. Impossible! Dan itu model standard?! Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya”.

“O..tidak, Saya akan selesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit saya.”
“O. yah .. Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari.” Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhan itu.
“Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?”, kata Malaikat
“Yah.. Saya membuatnya lembut. Tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan  yang saya berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.”
“dia bisa berpikir?”, Tanya malaikat.
Tuhan menjawab, “Tidak hanya berpikir, dia juga dapat bernegosiasi’.
Malaikat itu menyentuh dagunya.. “Tuhan engkau buat ciptaanMu ini kelihatan lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya”.
“Itu bukan lelah atau rapuh .. itu air mata”, koreksi Tuhan.
“Untuk apa?”, tanya malaikat.
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”. Kata Tuhan melanjutkan.

“Luar biasa Engkau jenius Tuhan”, kata malaikat. Engkau memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaanMu ini begitu menakjubkan”.
Ya.. Mestii. .! wanita ini akan mempunyai kekuatan yang mempesona laki-laki.Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Cintanya tanpa syarat. Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia girang dan bersorak ketika melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya sedih ketika mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu mempunyai kekuatan untuk mengatasi hidup.

Masalah kadang begitu banyak kita hadapi dalam kehidupan ini. Terkadang kita mengeluh, kecewa, putus asa, tidak tahan dengan berbagai cobaan bahkan kadang sering menyalahkan Tuhan setiap kita ditimpa masalah dan musibah dan malahan kita kadang melupakanNya di saat kita merasa senang. Tidak pernah kita sadari sesungguhnya bahwa kadang betapa berat beban seorang Ibu dalam melalui kehidupan ini, betapa banyaknya rintangan yang dialaminya demi hanya ingin melihat anaknya bahagia, meski ia tidak sebahagia yang kita bayangkan.

Sering saya menjumpai di jalan begitu banyak sosok Ibu dengan tetesan keringatnya rela berjuang mengarungi bahtera hidup di tengah kerasnya himpitan bangunan-bangunan perkotaan, ditengah tumpukan-tumpukan sampah perkotaan atau di setiap perempatan jalan raya yang dihiasi dengan debu polusi. Tak pernah kita merenung bahwa andai kita tahu bahwa air matanya tak pernah kering di pertengahan malam, kala mengadu kepada Allah perihal anak-anaknya. Bibirnya yang tak pernah berhenti berdoa. Tak pernah peduli darah menjadi penghias di kakinya demi mengantar anaknya menggapai cita.

Mari kita kembali hadirkan wajah Ibu dalam bayangan kita. Kelopak matanya yang dengan izin Allah selalu berlinang air mata, kerut di pipinya mengisyaratkan kelelahan yang sangat, tenaganya yang mulai habis di makan waktu seolah tak lagi dapat menahan tubuhnya yang semakin rapuh, di bola matanya tampak sekali guratan berat kehidupan yang di laluinya, namun semua itu tak dapat menandingi cintanya kepada anak-anaknya yang tidak akan pernah sanggup kita membayar cinta yang pernah dia berikan.

Kita kadang terlalu lemah, cengeng, dan cepat merasa kalah dalam menjalani hidup ini, padahal sering kita memandang sebelah mata perjuangan  dan ‘kekuatan’ Ibu yang begitu sabarnya dan tekunnya dalam menghadapi semua problematika dalam kehidupan ini demi untuk melihat anak-anaknya bahagia dalam menggapai cita-citanya.

Sekarang, imbalan apa yang diterima oleh Ibu dari anak-anaknya yang kini mungkin sudah memiliki anak dan berhasil dalam kehidupannya. Tidak jarang kesibukan kerja dan keluarga membuat kita sering melupakannya. Bahkan kadang rasa cinta kita terhadap materi, penghargaan dan penghormatan lebih tinggi daripada rasa hormat dan cinta kita terhadap Ibu.

“Keridhaan Allah berada di dalam keridaan Ibu bapak, dan kemurkaan Allah berada di dalam murka ibu bapak.” (Sabda Nabi Muhammad S.A.W).
Siapa saja yang shalat lima waktu, maka ia sungguh telah bersyukur kepada Allah SWT. Siapa saja yang mendoakan kedua orang tuanya selepas shalat fardhu, maka ia sungguh telah bersyukur (berterima kasih) kepada orangtuanya. (Sufyan bin Uyainah).
=============================================================
Buat semua Ibu-Ibu  kita, Selamat Hari Ibu..!!! “Ingin kudekap dan menangis di pangkuanmu sampai aku tidur bagai masa kecil dulu lalu doa baluri sekujur tubuhku, Dengan apa aku membalasmu, Ibu….” (Iwan Fals).

0 komentar: