Kayaknya kita harus belajar pada Patrick dan Spongebob


Spongebob : What are you normally do when I'm gone?
Patrick : Wait for you to get back.
(Spongebob : Apa yang biasanya kamu lakukan saat aku pergi?
Patrick : menunggu kamu kembali).

Saya lupa di episode keberapa kata-kata Spongebob itu di ucapkan pada patrick, namun hal itu cukup mengingatkan saya pada kondisi bangsa kita akhir-akhir ini. Bangsa yang boleh dikatakan sebagai bangsa yang besar, kita sudah sebagai masyarakat dunia bahkan menjadi salah satu dari 20 besar kekuatan ekonomi dunia, namun kenapa begitu mudahnya konflik komunal terjadi, tindak kekerasan, kerusuhan, terorisme yang rata-rata temanya sama, SARA dan ujung-ujungnya arahnya mau mendeskriditkan pemerintah.

Mengapa kita tiba-tiba bisa berubah menjadi bangsa yang mudah marah?, dari kampanye “ganyang Malaysia” pasca kasus nelayan Malaysia dan petugas DKP; konflik terbuka jemaat HKBP dan umat Islam di bekasi terkait pembangunan Gereja; kerusuhan Tarakan antara 2 suku yang asli dan pendatang dan terakhir perang antar gang preman di kasus Blowfish di depan Pengadilan Jaksel yang ternyata melibatkan 2 suku berbeda pula, rata-rata ada korban jiwa dan kerugian harta benda. Belum lagi kasus terorisme yang membawa-bawa nama agama, sampai peledakan bom bahkan perampokan bank (mana ada agama yang mengajarkan umatnya berbuat kerusuhan dan perampokan?), yang seolah-olah belum ada habisnya.

Kita memang sudah menjadi bangsa yang mudah marah dan ketika kita sudah marah kita menjadi gelap mata untuk melakukan tindak kekerasan yang tidak pernah kita bayangkan. Cerita ini yang seharusnya hanya terjadi pada masyarakat yang terbelakang peradabannya, dimana konflik komunal hanya terjadi bagi mereka yang belum mengenal yang namanya peradaban. Dan kita tentunya bukan merupakan kelompok yang terbelakang itu, kita sudah menjadi bangsa yang besar, bangsa yang sudah mengenal peradaban dan konflik komunal yang merenggut nyawa banyak orang tentunya menjadi aib yang besar bagi bangsa kita.

Lho, lantas kenapa kita harus belajar pada si Patrick dan Spongebob?. Saya ingat kata-kata Patrick pada Spongebob, “pengetahuan tidak dapat menggantikan persahabatan. Aku (Patrick) lebih suka jadi idiot daripada kehilanganmu (Spongebob)”. Hmm, patrick yang idiot saja bisa lebih mengenal apa itu arti persahabatan lantas kenapa kita yang sudah mengaku sebagai bangsa yang besar dan bangsa yang lebih mengenal arti peradaban, namun belum mengerti apa itu makna perbedaan dan belum mengerti bagaimana merangkai perbedaan itu dalam suatu makna persahabatan.

Tentunya hal tersebut tidak bisa kita biarkan, tentunya yang lebih penting adalah mencari akar persoalannya untuk mendapatkan obat mujarab untuk mengobati penyakit sosial yang menakutkan ini. Disamping itu, kita perlu mengantisipasi kemungkinan semakin terbatasnya ruang ekonomi di tengah masyarakat, hal inilah yang mudah menimbulkan konflik dan sebagai tugas pemerintahlah untuk membela kepentingan masyarakat, menjamin setiap masyarakat untuk mempunyai akses terhadap sumber ekonomi menghindari adanya penumpukan sumber ekonomi karena kecemburuan ekonomi lah yang bisa menjadi pintu masuk adanya benturan ditengah masyarakat.

Memang agak berat, friend untuk mewujudkan itu semua namun sekali lagi kita memang harus merenung dan belajar pada si idiot Patrick dan Spongebob (walaupun kita mengaku sudah sebagai bangsa yang terpelajar), dan saya temukan lagi adegan di film Spongebob ini yang bikin saya terharu, waktu spongebob mendadak kaya gara2 menemukan mutiara, trus melupakan si patrick, cuekin patrick n cari temen-teman baru, saat duitnya habis, temen2 barunya pada ninggalin dia, trus dia baru sadar sahabat lamanya, patrick. sambil nangis dia mohon sama si patrick, "kalo uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku memilih tidak punya uang sama sekali"
buseeettttt dah, terharu sy..