Resensi “Parno” tentang “Catatan Parno PNS Gila”


Kumpulan Blog yang dijadikan sebuah buku mungkin sudah banyak kita dijumpai. Salah satunya adalah buku yang berjudul Catatan Parno PNS Gila ini karya Yulius Haflan. Berawal dari curhatan mellow PNS di blog, cerita tantang kerjaan, pengalaman jorok, bahkan kerjaan jorok juga ada. Pokoknya semua yang menurut penulisnya dialami oleh PNS aneh, hehehe.. mungkin juga kenapa judul buku ini pake kata “PNS Gila” karena asalnya juga dari blog PNS Gila, hahaha.. (kalo yg ini saya sepakat menyebut tulisannya memang “Gila” habis..)

Begitupula disebut sebagai catetan parno (paranoid), kisah yang menurut penulisnya ditulis dengan perasaan parno alias takut. Takut ditampar teman-teman kantor pake sertifikat, takut di turunin jabatannya jadi eselon 1, dan mungkin takut kalo yang baca buku ini nanti ngak bisa berhenti ketawa.. hahaha (yang ini sih murni promosi dari penulisnya sendiri).

 Tapi, dibalik semua ke-parno-an itu tenyata ada juga beberapa tulisan yang sifatnya edukatif katanya biar nggak dianggap merusak mentalitas masyarakat bahkan ada tips-tipsnya juga (kalo yg ini nggak tahu tips nya beneran atau menyesatkan,hehehe).  Misalnya salahsatu tulisannya yang berjudul “Bimtek Tek Dung” ada suatu kisah dimana ikutan workshop atau bimbingan pelatihan (BIMTEK) pengadaan barang dan jasa di salah satu instansi pemerintah malah dianggapnya sebagai beban yang malah nambah kerjaan, karena biasanya setelah Bimtek itu malah ditunjuk jadi Panitia pengadaan yang ndak sebanding antara honornya dengan barang yang mau diadakan. Bahkan, kalo ndak kuat iman ya siapa-siap aj dipanggil KPK. Kejadian yang membuatnya merenung ketika dia berjumpa dengan seorang ibu yang begitu bersusah payah berjuang untuk mencari sesuap nasi dan sekaleng susu buat anaknya dalam kondisi hamil tiga bulan. “sungguh terlalu ketika gue diberi kepercayaan untuk ikut bimtek PBJ, malah dibalas dengan keluhan-keluhan dan ketakutan”,begitu katanya.

Kejadian itu yang akhirnya membuka mata hati kita bahwa “Mungkin orang-orang seperti mereka setiap hari harus berjuang agar bisa dapat uang untuk makan hari itu aja. Kadang gue mikir betapa tidak bersyukurnya gue, udah dapat penghasilan tetap masih ngomel soal honor ini itu. Padahal, orang lain harus  bekerja super keras demi dapat uang lima ribu”.

Banyak lagi cerita-cerita gila yang bisa ditampilkan dalam buku ini dari cerita tentang Cikal Bakal PNS Gila, tips manis dan klimis jadi PNS (nggak tahu tips nya ini beneran atau menyesatkan..dicoba sendiri aj), PNS udik Nge-ABROAD, tentang korupsi waktu, Honor..Oh..Honor, Ketika Manusia Berkasih (suatu kisah ketika mereka/kita kadang menjadi korban dari konstruksi sosial dan sistem yang mengendalikan mereka/kita, ketika hati nurani yang sepertinya sudah di tukar sama istilah prosedur,perintah,dan apapun itu. Ketika karena memburu waktu kerja,hati kita menjadi batu), hikayah gosip PNS, utang seutang-utangnya (hahaha..kalo ini sy sepakat karena setiap PNS nggak bisa menghindarinya), towel-towel soal PNS,catatan Nyinyir bahkan sampai bisnis ‘Menyamping’ semuanya lengkap kayaknya ditulis dibuku ini yang malahan bikin kita jadi “Gila”.. hehe.

Namun, ada satu quote menarik menurut saya yang ditampilkan dibuku ini, “Lalu,dimana letak kebanggaan jadi PNS? Buat gue, ada banyak hal yang bisa dibanggakan bila menjadi PNS. Coba deh perhatikan begitu banyak ragam profesi dalam PNS. Misalnya jadi pegawai pajak. Orang-orang semacam ini punya beban besar untuk menarik pemasukan sebesar-besarnya bagi negara. Tanpa mereka,mungkin gaji gue bakalan nggak dibayar. Cuma ya itu, gara-gara Gayus Tambunan atau siapapun itu, segala kerja keras Saudara kita yang di Ditjen Pajak seakan sia-sia belaka. Bikin rusak Ditjen Pajak khususnya dan image PNS pada umumnya”. Kalo yang ini sih sy sepakat ndak jadi “Gila” bacanya, hehehe.. mantaff..dua jempol plus dua jempol kaki gue jg deh buat penulisnya.